Menu Tutup

Pendidikan Indonesia dalam Sorotan: Mencari Solusi atas Kendala Pengetahuan Dasar Peserta Didik

Pendidikan Indonesia saat ini berada dalam sorotan tajam, terutama terkait dengan kendala yang dihadapi peserta didik dalam menguasai pengetahuan dasar. Indikasi ini terlihat dari berbagai laporan yang menunjukkan adanya penurunan pemahaman terhadap materi-materi fundamental, yang seharusnya menjadi pondasi kuat bagi pembelajaran lebih lanjut. Mencari solusi atas problematika ini menjadi urgensi kolektif demi masa depan generasi penerus bangsa.

Salah satu akar permasalahan yang sering disebut adalah seringnya perubahan kurikulum. Dalam dua dekade terakhir, sistem pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali transformasi kurikulum, mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kurikulum 2013, hingga yang paling mutakhir, Kurikulum Merdeka. Setiap perubahan, meski bertujuan baik, seringkali memicu kebingungan di tingkat implementasi. Guru-guru harus beradaptasi dengan cepat, sementara siswa mungkin kesulitan dengan transisi materi dan metodologi pengajaran yang berbeda. Sebuah studi yang dipresentasikan dalam seminar nasional pendidikan pada Januari 2025 mengungkapkan bahwa 48% guru merasa perubahan kurikulum yang terlalu sering menghambat konsistensi pembelajaran di kelas.

Selain itu, fokus pembelajaran yang bergeser juga turut andil dalam kendala ini. Kurikulum terbaru cenderung menekankan pada pengembangan karakter dan kompetensi abad ke-21 melalui proyek atau kegiatan kolaboratif. Meskipun ini penting untuk menyiapkan siswa menghadapi dunia kerja, porsi untuk mata pelajaran esensial seperti sejarah, geografi, dan ilmu pengetahuan dasar, yang membentuk pemahaman umum, terkadang berkurang. Akibatnya, siswa mungkin unggul dalam kreativitas dan kerja tim, tetapi kurang menguasai fakta-fakta atau konsep dasar yang vital. Contoh konkret terlihat dari hasil ujian nasional tahun ajaran 2023/2024, di mana rata-rata nilai mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Tantangan lain bagi Pendidikan Indonesia adalah kesiapan sumber daya manusia. Banyak guru yang belum sepenuhnya siap menghadapi tuntutan era digital dan perubahan metodologi pengajaran. Beban administrasi yang menumpuk juga mengurangi waktu mereka untuk fokus pada pengembangan profesional dan interaksi mendalam dengan siswa. Di sisi lain, pemerataan fasilitas dan akses teknologi masih menjadi pekerjaan rumah besar. Pada pertemuan Forum Peduli Pendidikan tanggal 5 Mei 2025, disebutkan bahwa kesenjangan akses internet dan perangkat digital di daerah terpencil masih menjadi penghalang utama dalam implementasi pembelajaran modern.

Maka, untuk mengatasi kendala pengetahuan dasar ini, Pendidikan Indonesia memerlukan pendekatan yang holistik. Perlu ada keseimbangan yang tepat antara penguasaan materi fundamental dengan pengembangan keterampilan relevan. Dukungan berkelanjutan bagi guru, termasuk pelatihan yang efektif dan pengurangan beban administratif, juga sangat penting. Dengan demikian, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki fondasi pengetahuan yang kokoh dan mampu bersaing di kancah global.