Indonesia, dengan ketergantungannya pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara, menghadapi tantangan besar dalam mengurangi emisi karbon. Di sinilah teknologi Penangkapan Karbon (Carbon Capture and Storage/Utilization – CCS/CCUS) menawarkan prospek cerah. CCS/CCUS dapat menjadi kunci untuk mencapai PLTU rendah karbon, menjamin transisi energi yang adil tanpa mengorbankan stabilitas pasokan listrik.
Penangkapan Karbon bekerja dengan menangkap emisi CO2 langsung dari cerobong asap PLTU sebelum dilepaskan ke atmosfer. CO2 yang ditangkap kemudian dapat disimpan secara permanen di formasi geologi bawah tanah (CCS) atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri (CCUS). Ini sangat krusial untuk dekarbonisasi.
Penerapan CCS/CCUS pada PLTU memungkinkan Indonesia untuk terus memanfaatkan cadangan melimpah batubara domestik. Ini berarti PLTU dapat tetap beroperasi sebagai baseload, menjamin pasokan listrik yang andal, sambil secara signifikan mengurangi jejak karbonnya.
Ada beberapa teknologi Penangkapan Karbon, termasuk pra-pembakaran, pasca-pembakaran, dan oxy-fuel combustion. Teknologi pasca-pembakaran adalah yang paling umum diterapkan pada PLTU yang sudah ada, karena relatif mudah diintegrasikan tanpa modifikasi besar pada unit pembakaran.
Prospek CCUS sangat menarik di Indonesia. CO2 yang ditangkap dapat digunakan dalam industri pupuk, pangan, atau bahkan untuk Enhanced Oil Recovery (EOR). Pemanfaatan ini tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga dapat menciptakan nilai ekonomi tambahan, mendukung investasi futuristik.
Namun, tantangan dalam implementasi Penangkapan Karbon tidak sedikit. Biaya investasi awal yang tinggi dan konsumsi energi yang besar untuk proses penangkapan CO2 menjadi kendala utama. Diperlukan skema insentif dan dukungan finansial dari pemerintah.
Ketersediaan lokasi penyimpanan geologi yang aman dan memadai juga krusial untuk CCS. Indonesia memiliki potensi cekungan sedimen yang dapat digunakan untuk penyimpanan CO2. Namun, studi geologi dan regulasi yang jelas diperlukan untuk memastikan keamanan jangka panjang.
Inovasi teknologi terus berlanjut untuk membuat CCS/CCUS lebih efisien dan ekonomis. Penelitian dan pengembangan material penangkap CO2 baru serta proses yang lebih hemat energi adalah fokus utama bagi para ilmuwan dan insinyur di seluruh dunia.
Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen terhadap CCS/CCUS. Berbagai kebijakan dan kerangka regulasi sedang disiapkan untuk mendukung implementasi teknologi ini, termasuk skema pendanaan dan kemitraan dengan industri global.