Di tengah dinamika sosial dan globalisasi yang pesat, kebutuhan untuk mencetak generasi yang berkarakter kuat dan berpegang teguh pada nilai-nilai luhur bangsa menjadi semakin mendesak. Program Sekolah Penggerak hadir sebagai jawaban strategis, bukan hanya untuk meningkatkan kualitas akademik, tetapi secara fundamental untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap peserta didik. Inisiatif ini menandai komitmen serius dalam membentuk warga negara yang utuh, yang mampu membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik.
Sekolah Penggerak mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, yang memberikan fleksibilitas lebih besar kepada guru dan sekolah dalam merancang pembelajaran yang relevan dan kontekstual. Pendekatan ini memungkinkan integrasi nilai-nilai Pancasila secara alami ke dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Tujuannya adalah agar nilai-nilai seperti gotong royong, kebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif tidak hanya dipelajari sebagai teori, tetapi dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sebuah laporan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada bulan Maret 2025 menunjukkan peningkatan signifikan dalam sikap toleransi di antara siswa yang terlibat dalam program ini.
Salah satu fokus utama dari program ini adalah penguatan Profil Pelajar Pancasila. Ini adalah rumusan karakter ideal yang ingin dicapai oleh setiap siswa di Indonesia. Profil ini mencakup enam dimensi kunci yang terintegrasi: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; mandiri; bergotong royong; berkebinekaan global; bernalar kritis; dan kreatif. Sekolah Penggerak secara aktif menciptakan lingkungan di mana siswa dapat mengembangkan keenam dimensi ini melalui proyek-proyek kolaboratif, diskusi yang memicu pemikiran kritis, dan kegiatan yang menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.
Program ini percaya bahwa untuk mencetak generasi Pancasila, lingkungan belajar harus mendukung. Oleh karena itu, Sekolah Penggerak didorong untuk menciptakan suasana yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan. Lingkungan semacam ini memungkinkan siswa untuk bereksplorasi, berekspresi, dan belajar dari kesalahan tanpa takut. Sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Pusat Studi Kebangsaan pada awal tahun 2025 menyoroti bahwa siswa di Sekolah Penggerak menunjukkan tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan dibandingkan dengan sekolah tradisional.
Dengan demikian, upaya mencetak generasi yang berakar kuat pada nilai-nilai Pancasila melalui Program Sekolah Penggerak bukan hanya sebuah cita-cita, melainkan sebuah realitas yang sedang dibangun. Ini adalah investasi jangka panjang dalam sumber daya manusia Indonesia, memastikan bahwa generasi mendatang tidak hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga memiliki integritas, kepedulian, dan komitmen terhadap kemajuan bangsa. Petugas dari dinas pendidikan dan aparat kepolisian setempat bahkan seringkali mengadakan sesi dialog terbuka dengan siswa di sekolah penggerak untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan secara langsung, seperti yang terjadi pada hari Rabu, 11 Juni 2025 di sebuah sekolah di Sumatera Utara.